The Pepsi Paradox

The Pepsi Paradox

Pepsi dan Coca-Cola merupakan 2 produk soda raksasa dunia yang dikenal bersaing sengit sejak akhir tahun 1880-an hingga sekarang dengan istilahCola Wars”. Pada tahun 1975 Pepsi mengadakan kampanye iklan yang dinamakan The Pepsi Challenge, banyak pelajaran yang bisa diambil dari salah satu kampanye Pepsi ini hingga memunculkan istilah baru yang dinamakan Pepsi paradoks dan akan kita bahas pada artikel kali ini. 

Brand blind test

Pada kampanye tersebut Pepsi melakukan eksperimen dengan sejumlah masyarakat untuk mencicipi sedikit 2 gelas soda yang tidak dilabeli, masing-masing dari 2 gelas tersebut berisikan air soda Pepsi dan yang satunya adalah Coca-Cola. Orang-orang akan ditutup matanya atau melakukan blind test ketika mencicip 2 gelas soda tersebut dan akhirnya diminta untuk mengatakan pilihannya mengenai gelas soda mana dengan rasa yang lebih baik. Pada saat kampanye tersebut mayoritas jawaban masyarakat yang menjalani blind test adalah gelas yang berisikan Pepsi karena memiliki rasa yang lebih manis dan lebih baik. Namun saat dilakukan uji kembali untuk mencicipi soda yang diberikan label antara Pepsi dan Coca-Cola, masyarakat cenderung memilih Coca-Cola sebagai soda pilihannya.

Pepsi Paradox

Setelah kampanye The Pepsi Challenge dijalankan, secara instan produk Pepsi dapat mengungguli pangsa pasar daripada Coca-Cola setelah sekian lama selalu kalah. Berdasarkan hal tersebut Coca-Cola akhirnya merubah formulanya menjadi lebih manis sebagai kiat mengambil alih kembali pangsa pasar yang direbut oleh Pepsi. Namun alih-alih mendapatkannya, Coca-Cola justru mendapatkan protes dari konsumennya yang meminta untuk mempertahankan rasa sebelumnya. Dengan adanya protes tersebut, Coca-Cola menyadari mereka telah membuat suatu kesalahan hingga akhirnya merubah kembali formula mereka seperti sedia kala dan strategi ini mampu membuat Coca-Cola menguasai pangsa pasar minuman soda kembali. Hal inilah yang dinamakan Pepsi Paradoks. 

Drink Label

Dalam kejadian Pepsi Paradoks terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil. Pertama, masyarakat terbukti memilih brand dibandingkan produk yang terbukti pada saat blind test The Pepsi Challenge. Branding kuat yang dimiliki oleh Coca-Cola telah mampu mengubah pola berpikir masyarakat terhadap pilihan produknya. Salah satu cara branding Coca-Cola yang dinilai cukup sukses adalah dengan menggunakan sebuah sosok figur yang ada di setiap iklannya, yaitu sosok imajiner sinterklas pada konten iklan poster, majalah, papan iklan, televisi, dan lain sebagainya. Pelajaran kedua adalah bagaimana konsistensi dan orisinalitas sangat dibutuhkan dalam sebuah bisnis untuk menciptakan konsumen yang loyal terhadap produk yang dijual. Ketiga adalah inovasi dalam bisnis perlu dilakukan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak. Inovasi yang dimaksud adalah tidak hanya terkait dengan produk saja melainkan juga dalam beriklan seperti yang dilakukan Pepsi melalui Pepsi Challenge-nya, serta inovasi pada kemasan, pelayanan, dan lain sebagainya. 

Referensi:

The Courier Evening Telegraph. (2022, Juni 24). Life Style. Retrieved Juni 27, 2023, from The Courier: https://www.thecourier.co.uk/fp/lifestyle/food-drink/3430116/food-behaviour-pepsi-paradox-power-branding/ 

Tirto.id. (2019, Oktober 7). Coca-Cola vs Pepsi: Perseteruan Legendaris di Dunia Soda. Jakarta. Retrieved Juni 26, 2023, from https://tirto.id/coca-cola-vs-pepsi-perseteruan-legendaris-di-dunia-soda-ei3Z 

University of South Carolina. (2015, November). Extending the “Pepsi Paradox” to Diet Cola. Retrieved Juni 26, 2023, from https://sc.edu/about/offices_and_divisions/research/news_and_pubs/caravel/archive/2015/2015-caravel-pepsi-paradox.php 

Van Doorn, G., & Miloyan, B. (2018). The Pepsi Paradox: A Review. Food Quality and Preference, 194 – 197. doi:https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2017.11.007 

ADD COMMENT

Your email address will not be published.

Send via WhatsApp